Mata Kuliah :Metode
Lapangan
Dosen Pengasuh :
Dr. Ikhwan M. Said, M.Hum.
Kelompok IV:
Amanda
Pratiwi Ismail
Yuliana
A.Sandra
Rahmi
Prodi Ilmu
Linguistik Fakultas Ilmu Budaya
Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Makassar
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Penelitan itu juga merupakan penelitian yang didasarkan atas ciri-ciri
keilmuan, baik secara rasional, empiris, dan sistematis. Rasional artinya
kegiatan peneliti itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan
dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Dalam suatu penelitian terdapat beberapa proses atau tahap-tahap untuk
memperoleh data yang valid dan kredible. Salah satu tahap tersebut adalah
teknik analisis dimana analisis ini dilakukan setelah melakukan proses
pengolahan data. Proses pengolahan data itu sendiri akan di paparkan dalam
makalah ini kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data baik penelitian
kuantitatif maupun kualitatif. Hasil analisis
tersebut dapat ditafsirkan untuk menjawab suatu pemasalahan yang telah dirumuskan,
berdasarkan teknik analisis yang telah ditentukan dan sesuai dengan pemasalahan
yang akan dikaji. Analisis adalah proses menyusun data yang dapat ditafsikrkan.
Di mana analisis data merupakan tahap suatu proyek penelitian yang mencoba
menjawab pertanyaan, “apa yang telah kita temukan?” dan “apa yang diungkap oleh
data?”. Kemudian dalam analisis data ini apa yang orang lakukan terhadap questioner, wawancara, dokumen, data
eksperimen, catatan kancah (lapangan), atau data lain yang dikumpulkan selama
berlangsungnya proyek penelitian. Analisis ini biasanya dikerjakan setelah selesai pengumpulan data, sebagai penulisan dan pelaporan hasil
penelitian.
Teknik analisis data untuk penelitian terbagi menjadi dua macam metode,
yaitu analsis data secara kuatitatif dan analisis data secara kualitatif. Kedua
metode penelitian tersebut, baik kuatitatif dan kualitatif memiliki teknik
analisis data yang berbeda. Penelitian kuatitatif adalah penelitian yang
dikemukakan dengan hipotesis
yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya berdasarkan
data empiris, sedangkan penelitian kuliatatif
adalah penelitian yang bersifat naturalistic
yang dikumpulkan dari empiris, kemudian dari data tersebut ditentukan pola atau tema (adanya penemuan
atau discovery) dan dikembangkan menjadi
suatu teori. Pada
penelitian kualitatif bersifat “induktif” (dari khusus ke umum) dan kuatitatif
bersifat “deduktif" (dari yang umum ke khusus).
Selain
membahas tentang analisis data, penulis juga akan sedikit membahas tentang manfaat statistika hubungannya dengan bidang
kebahasaan (linguistik), khususnya dalam hal penelitian kebahasaan. Dalam
kehidupan sehari-hari, sering kita gunakan ilmu statistika dalam mengatur
berapa jumlah pengeluaran yang disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh,
lalu memilih barang yang mana yang akan dibeli yang pada akhirnya membutuhkan
keputusan terbaik yang akan di ambil.
Pada
dasarnya statistika sendiri merupakan cabang ilmu matematika terapan yang
terdiri dari teori dan metode mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur,
mengklasifikasi, menghitung, menjelaskan,
mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara
sistematis. Didalam statistika terdiri dari sekumpulan prosedur
mengenai bagaimana cara mengumpulkan data, meringkas data, mengolah data,
menyajikan data, menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan
data dan hasil analisisnya. Dari hal tersebut memperjelas bahwa data dalam
statistika biasanya berupa angka. Lalu bagaimana dengan data-data dalam
penelitian bahasa seperti fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, hingga
wacana. Untuk itu, kami akan sedikit mengulas tentang peran dan manfaat
statistic dalam linguistic dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
Berikut
beberapa rumusan masalah dalam makalah ini.
1.
Bagaimana proses pengolahan data dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif?
2.
Apa itu analisis data dan apa tujuannya?
3.
Teknik
analisis apa saja yang terdapat dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif?
4.
Bagaimana
peran dan manfaat statistic dalam linguistic (studi kebahasaan)?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pengolahan
data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif
2. Untuk mengetahui teknik-teknik
analisis dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif
3. Untuk mengetahui peran statistic
dalam linguistic
D.
Manfaat
1. Dapat memperluas wawasan pembaca
maupun penulis mengenai teknik analisis data dalam penelitian.
2. Dapat menyampaikan informasi dengan
jelas dan akurat kepada pembaca
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Proses Mengolah Data Kuantitatif
Sebelum data mentah siap dianalisis, terutama analisis statistik,
maka data mentah tersebut perlu diolah dahulu untuk menjamin keakuratan
datanya, yaitu dengan beberapa langkah pokok sbb.
1.
Ceking
data
Pada langkah ini, peneliti masih berada di lapangan
penelitian. Dia harus memeriksa pengisian instrumen pengumpul data. Dicek
apakah pengisiannya telah lengkap sesuai dengan petunjuk pengisisan instrumen.
Bila ada yang kurang harus dilengkapi, sehingga seluruh item instrumen telah
diisi dengan betul.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ceking data ini antara
lain meliputi:
a. Meneliti lagi lengkap tidaknya
identitas responden penelitian yang diperlukan dalam analisis data.
Misalnya no urut, jenis kelamin, kelas, asal daerah, pekerjaan dsb.
b. Meneliti lengkap tidaknya data yaitu
apakah seluruh item instrumen pengumpulan data sudah secara lengkap diisi,
jumlah lembarannya tidak ada yang lepas atau sobek dan seterusnya.
c. Meneliti apakah cara mengisi jawaban
pada masing-masing item sudah betul, misalnya pertanyaan bersambung yang jawab
pertanyaan ya dan tidak. Maka bagi yang menjawab tidak, ia tidak perlu
mengisi jawaban dari pertanyaan berikutnya : kalau ya. Demikian juga
kalau ada responden yang menjawab “tidak tahu” padahal jawaban itu
penting sekali, maka perlu dilacak kembali jawaban yang sebenarnya.
Sebagai tindak lanjut dari hasil ceking data ini, maka
peneliti harus membetulkan kesalahan dengan mengunjungi kembali responden
di lapangan, atau mengedrop item yang tak dapat dibetulkan, karena
responden telah pergi jauh atau sulit ditemui.
2.
Editing
data
Data yang telah dicek lengkap tidaknya, perlu diedit yaitu
dibaca sekali lagi dan diperbaiki, bila ada jawaban item yang
kurang jelas atau meragukan.
Kegiatan yang dilakukan dalam editing data ini antara lain ;
a. Pernyataan, jawaban, catatan yang tidak
jelas, diperjelas dan disempurnakan.
b. Coretan-coretan, kata-kata sandi
atau singkatan diperjelas untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap data.
c. Mengubah kependekan dari jawaban
menjadi kata-kata atau kalimat yang lebih bermakna dengan persetujuan responden.
d. Melihat konsistensi dari jawaban
dengan rencana penelitian.
e. Menyeragamkan jawaban responden pada
kategori tertentu,
Kegiatan editing ini betul-betul menuntut kejujuran
intelektual (intelectual honesty) dari peneliti, yakni peneliti
tidak boleh mengganti jawaban, angka, atau apapun dengan maksud agar data
tersebut sesuai dan konsisten dengan rencana risetnya.
Sebelum melangkah ke coding data, maka instrumen yang telah
dicek dan diedit ini, diuji lebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.
Item-item yang tidak valid dan tidak reliabel dibetulkan atau dibuang.
Item-item yang sudah valid dan reliabel inilah yang kemudian dikerjakan lebih
lanjut ke langkah berikut.
3.
Coding
data.
Coding yaitu mengubah data menjadi kode-kode yang dapat
dimanipulasi dengan prosedur analisis statistik tertentu. Oleh karena itu,
pemberian kode pada jawaban-jawaban sangat penting untuk memudahkan
proses analisis data.
Kode apa yang akan digunakan, tergantung kepada kesukaan
peneliti, bisa kode angka atau huruf. Pada umumnya, orang lebih menyukai kode
angka. Hasil koding data ini dimasukkan kedalam coding book,
sedangkan untuk rekapitulasi kode disiapkan coding sheet. Dalam
coding sheet inilah semua kode direkam.
4.
Tabulating
data.
Tabulating data ialah menyusun data dalam tabel-tabel yang
mudah dibaca dan tabel tersebut disiapkan untuk dianalisis. Bentuk tabel
tergantung pada teknik analisis statistik yang digunakan. Tabel untuk analisis
mode (%) berbeda dengan tabel untuk analisis Chi Quadrat, tabel kontingensi
berbeda dengan tabel silang, tabel distribusi tunggal berbeda dengan tabel
distribusi ganda atau bergolong dan seterusnya.
Data yang telah diolah pada tahap ini, telah siap untuk
danalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik tertentu, sesuai dengan
jenis skala pengukuran data tersebut diatas.
B. Pengertian
Analisis Data dan Tujuannya
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri
dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan
atau menghancurkan.
Analisis data disebut juga pengolahan data
dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah
fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis
data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak
dilakukan.
Tujuan analisis data adalah sebagai
berikut:
•
Menjelaskan
sebab akibat dari sebuah fenomena
•
Menghubungkan
penelitian dengan dunia nyata
•
Memprediksi
fenomena nyata berdasarkan penelitian
•
Menemukan
jawaban terhadap permasalahan
•
Membuat
kesimpulan berdasarkan masalah
•
Mempelajari
masalah
Analisis data pada penelitian
kuantitatif dan kualitatif sangat berbeda. Pada penelitian kuantitatif,
analisis data biasanya dilakukan dengan menggunakan statistic, sedangkan pada
penelitian kualitatif, analisis data itu dilakukan melalui pengaturan data
secara logis dan sistematis. Analisis data dilakukan berbeda ketika analisis
data pada penelitian kuantitatif biasanya dilakukan apabila seluruh data sudah
terkumpul, sementara analisis data penelitia kualitatif dilakukan sejak awal
peneliti terjun ke lokasi penelitian hingga pada akhir penelitian pengumpulan
data. Analisis data pada penelitian kuantitatif dapat dilakukan siapa pun asalkan
ia menguasai statistic walaupun tidak pernah ikut dalam proses penelitin.
Sedangkan pada penelitian kualitatif yang melakukan analisis data adalah
peneliti yang sejak awal terjun ke lokasi penelitian yang berinteraksi dengan
latar dan subjek penelitian dalam rangka pengumpulan data.
C. Teknik
Analisis Menurut Datanya
1.
Metode Analisis Kuantitatif
Data berupa angka atau bisa
diangkakan. Ada 2 analisis dalam metode kuantitatif yaitu analisis
statistic deskriptif dan analisis statistic inferensial.
|
Statistic-inferensial
|
· Statistik
deskriptif digunakan untuk membantu memaparkan (menggambarkan) keadaan yang
sebenarnya (fakta) dari satu sampel penelitian -> penelitian
deskriptif
· Penelitian
deskriptif tidak untuk menguji suatu hipotesis.
|
· Digunakan
untuk mengolah data kuantitatif dengan tujuan untuk menguji kebenaran suatu
teori baru yang diajukan peneliti yang dikenal dengan hipotesis
-> penelitian inferensial
· Dalam penelitian
inferensial, teknik analisis statistik yang digunakan merujuk kepada suatu
pengujian hipotesis
|
Dalam makalah ini, kami tidak membahas banyak tentang
penelitian kuantitatif yang pada umumnya dilakukan oleh peneliti-peneliti pada
bidang ilmu eksakta. Namun, kami tetap akan membahas tentang statistic yang
berhubungan dengan linguistic dimana pada umumnya linguistic menggunakan
penelitian kualitatif. Penelitian dalam bidang linguistic dapat menggunakan 2
metode penelitian sekaligus yakni kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dapat
dilihat pada penelitian Linguistik
Historis Komparatif. Berikut beberapa contoh yang dapat menggunakan
analisis kuantitatif.
Misalnya:
a. Pengaruh kelengkapan sarana belajar
di rumah terhadap prestasi siswa
b. Perbedaan prestasi belajar mahasiswa pria dan wanita
c. Persepsi guru terhadap program sertifikasi
2.
Metode Analisis Kualitatif
Data berupa kategori. Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak awal terjun ke lokasi penelitian, yakni sejak
peneliti mulai melakukan pertanyaan-pertanyaan dan catatan-catatan lapangan. Analisis
data untuk penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-memilahnya menjadi satuan
unit yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa-apa yang
penting dan apa-apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada
orang lain.
Misalnya:
a. Analisis tentang perilaku anak
jalanan dalam mempertahankan hidup
b. Pola kehidupan masyarakat pedalaman
c. Sikap hidup masyarakat petani
di Indonesia
Ada beberapa teknik analisis data penelitian kualitatif
model Spradley, diantaranya ada 5 sebagai berikut.
a. Analisis Domain
b. Hubungan Semantik
c. Analisis Taksonomi
d. Analisis Komponen
e. Analisis Tema
Sedangkan teknik analisis data penelitian kualitatif model Miles
dan Huberman, diantaranya ada 3 sebagai berikut.
a.
Proses Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian. Reduksi data ini
berlangsung secara terus-menerus selama kegiatan penelitian yang berorientasi
kualitatif berlangsung. Selama pengumpulan data berjalan, terjadilah tahapan
reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus,
membuat partisi, dan menulis memo). Reduksi data ini bahkan berjalan hingga
setelah penelitian di lokasi penelitian berakhir dan laporan akhir penelitian
lengkap tersusun. Selain itu, reduksi data adalah proses berpikir sensitive
yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi.
Ada 3 proses reduksi data yaitu memilih yang penting, membuat kategori,
membuang yang tidak dipakai.
b.
Proses Penyajian Data
Penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan melihat penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang
didapat peneliti dari penyajian tersebut. Adapun penyajian yang baik merupakan
suatu cara yang pokok bagi analisis kualitatif yang valid.
c.
Proses Menarik Kesimpulan
Proses yang ketiga ini peneliti mulai mencari arti
benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab-akibat,
dan proposisi.
D. Peran
dan Manfaat Statistik dalam Linguistik
Adanya perkembangan di berbagai
bidang ilmu membuat penggunaan ilmu statistika semakin menjalar luas. Kebutuhan
akan kemampuan melakukan dan menerapkan analisis secara statistik sudah
menyentuh berbagai bidang. Misalnya saja bidang industri, ekonomi dan bisnis,
pendidikan, bahkan pemerintahan. Dari berbagai bidang tersebut tidak hanya
menggunakan ilmu statistik pada tahapan teorinya saja tetapi sampai pada tahap
aplikasinya.
Dalam bidang pendidikan
khususnya pendidikan bahasa, statistika dapat menjadi pengembang ilmu dan
pemecah masalah. Ilmu ini mampu memberikan makna
terhadap informasi dan data melalui penerapan metode-metodenya. Permasalahan yang
timbul seputar dunia kebahasaan juga memerlukan
suatu metode dalam mengeksplorasikan informasi yang diperoleh dari data
pengamatan atau yang dikumpulkan.
Misalnya
saja dalam linguistik historis komparatif (LHK) atau lebih sering disebut
linguistik bandingan historis (LHB). Ilmu bahasa ini mununjukkan adanya
hubungan antara statistika dan penelitian bahasa. Linguistik historis
komparatif merupakan gabungan dari linguistik bandingan (komparatif) dan
linguistik historis. Dua bidang ini mempunyai hubungan karena gerak operasional
atau cara kerjanya sejalan. Cabang ilmu bahasa ini mempersoalkan bahasa dalam
dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam
bidang waktu tersebut.
Dalam penelitian bahasa, linguistik
historis komparatif menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan yang menggunakan cara kerja
perhitungan statistik. Terdapat teknik dalam pendekatan ini yakni
leksikostatistik dan glotokronologi. Leksikostatistik merupakan teknik dalam
pengelompokkan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon)
secara statistik, untuk berusaha menetapkan pengelompokkan itu berdasarkan
presentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain.
Leksikostatistik juga mampu menentukan peringkat kekerabatan antara dua bahasa
atau lebih dengan membandingkan kosataka dan menentukan peringkat kemiripan
yang ada. Glotokronologi merupakan teknik lingustik historis komparatif yang
berusaha mengadakanpengelompokan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu (time dept) atau perhitungan usia
bahasa-bahasa kerabat.
Langkah-langkah dalam teknik
leksikostatistik ialah mengumpulkan kosakata dasar bahasa yang berkerabat,
menetapkan pasangan yang berkerabat, menghitung usia atau waktu pisah kedua
bahasa dan menghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinan waktu pisah
yang lebih tepat.
Adapun langkah – langkah tersebut :
1.
Mengumpulkan kosakata dasar bahasa kerabat yang diteliti.
Langkah ini merupakan langkah paling awal dalam membandingkan bahasa kerabat.
2.
Menentukan kata kerabat.
3.
Menghitung presentase kekerabatan dengan
cara menetapkan dan menghitung pasangan kata-kata kerabat yang sama dan mirip.
x 100%
Ket:
c= persentase
kekerabatan
x = pasangan
kata kerabat
y= jumlah
glos yang diperhitungkan
Selanjutnya
dapat ditentukan status hubungan kekerabatan antar bahasa tersebut pada
rentangan tabel sebagai berikut :
Klasifikasi
presentase kekerabatan
Dialect
of language 81-100%
Language
of familly 36-81%
Families
of stock 12-36%
Stock of
microphilum 04-12%
Microphyla
of esophyulum 01-4%
Mesophyla
of acrophylum 00-1%
4.
Kemudian menghitung masa pisah (time dept) bahasa kerabat menggunakan
teknik glotokronologi. Dalam hubungan ini, kata-kata yang diperkirakan
berkerabat harus dikonversikan ke dalam presentase. Rumus yang digunakan dalam
menentukan waktu pisah :
t =
Keterangan
t = masa pisah
log = logaritma dari
c = presentasi kemiripan dan kesamaan
r = presentase retensi
5.
Menghitung jangka kesalahan. Perlu diingat bahwa untuk
menghindari kesalahan dalam statistik adalah memberi suatu pikiran, bukan dalam
waktu tertentu, tetapi dalam suatu jangka waktu tertentu. Untuk menghitung
jangka kesalahan diperhitungan dengan rumus berikut :
Sd =
Keterangan
Sd = kesalahan standar dalam presentase kata kerabat
c = presentase kata kerabat
n = jumlah kata yang diperbandingkan
Alat ukur leksikostatistik dipakai oleh para pakar
linguistik untuk mengelompokkan bahasa-bahasa
dengan menggunakan angka-angka
sebagai dasar pemilahannya. Secara singkat, dua ratus kata dikumpulkan
dari masing- masing bahasa yang
dibandingkan. Kognat atau kata yang mirip
bentuk dan artinya dihitung. Kedua ratus kata yang dipilih haruslah merupakan kata-kata yang artinya
terdapat pada semua bahasa seperti ‘kepala;, ‘air’, ‘batu’, dan
sebagainya, asumsi dasar leksikostatistik adalah bahwa semakin tinggi
persentase kata-kata yang sama, makin
erat hubungan kekerabatan antara dua bahasa yang bersangkutan. Alat ukur ini menurut Nothofer
(1990) memiliki kelebihan sebagai berikut :
1.
sebagai alat daftar kosakata dasar yang
dengan cepat dapat menentukan bahasa sekerabat,
2.
sebagai alat pengelompok dialek atau bahasa sekerabat dengan
menggunakan bentuk bahasa proto,
3.
sebagai alat yang dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi bahasa pada tahap awal.
Selain
memiliki kelebihan di atas, pendekatan leksikostatistik juga mempunyai tiga
asumsi. Ketiga asumsi tersebut yaitu, (1) kosakata dasar diganti dengan
kecepatan yang sama dalam semua bahasa
pada semua waktu. Pada waktu 1000 tahun sekitar 20% kosakata dasar diganti
untuk semua bahasa, (2) semua kata
yang terdapat pada daftar kosakata dasar memiliki kemungkinan kata itu diganti sama, (3) ada kosakata dasar
yang dianggap berlaku untuk semua bahasa di dunia.
( Nothofer, 1990).
Asumsi
pertama diatas telah dibuktikan tidak benar. Hal ini dapat dilihat pada naskah-naskah kuno yang telah berumur 1000 tahun.
Tidak terbukti bahwa setiap 1000 tahunn rata -rata 20% kosakata dasar yang terganti.
Kemudian, asumsi kedua juga tidak benar karena tampaknnya tidak semua kosakata
dasar diganti sama. Asumsi ketiga
yang menganggap bahwa kosakata dasar
berlaku untuk semua bahasa didunia juga kurang tepat karena
ternyata peneliti dapat menentukan sendiri dafta r kosakata dasar.
Cara kerja
leksikostatistik mengikuti prinsip-prinsip yang
dikemukakan oleh Ibrahim (1985) dan Keraf (1985) yaitu (1) mengumpulkan
sejumlah kata dari kosakata dasar, dan (2) menetapkan pasangan kosakata dasar
yang sekerabat. Upaya untuk menetapkan
kosakata dasar yang sekerabat dari bahasa-bahasa
yang sedang dikaji,
dapat mengikuti langkah-langkah yang
dikemukakan oleh Keraf (1985), yaitu (1) mencari
kosakata yang tidak berasal dari kata pinjaman, (2) mengambil morfem tunggal
saja dengan mengisolasikan semua
morfem terikat bila ada, (3) membandingkan semua pasangan kosakata untuk
menentukan apakah pasangan kosakata terebut sekerabat atau tidak dengan melalui
tahap-tahap berikut: (1) pasangan kosakata itu sama/identik; (2)
pasangan kosakata itu mirip secara fonetis dalam titik artikulasi yang sama;
(3) adanya korespondensi bunyi pada kosakata yang dibandingkan; (4) satu morfem
hanya terdapat satu perbedaan fonem; (5) persentase kosakata yang sekerabat
dengan memakai alat ukur leksikostatistik.
BAB
III
KESIMPULAN
Sebelum
melakukan analisis data ada beberapa hal yang dilakukan yaitu checking,
editing, coding dan tabulating data. Teknik analisis data kuantitatif dan
kualitatif sangatlah berbeda. Statistik dalam bidang linguistic saat ini juga
di manfaatkan oleh para peneliti bahasa khususnya dalam penelitian Linguistik
Historis Komparatif.
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bidang ilmu statistika dan ilmu
kebahasaan merupakan bidang ilmu yang saling bertolak belakang. Ilmu statistika
adalah cabang ilmu matematika yang berorientasi pada angka, sedangkan ilmu
kebahasaan mempelajari tentang fonem, morfem, kata, frasa, klausa dan wacana.
Meskipun demikian, kedua bidang tersebut tetap memiliki hubungan satu sama
lain. Hal tersebut dapat dilihat pada cabang ilmu linguistik yakni Linguistik
Historis Komparatif yang menggunakan statistika sebagai alat analisis.
Kemanfaatan
statistika dalam penelitian kebahasaan yaitu mempermudah dalam analisis bahasa.
Seperti untuk melihat kekerabatan bahasa, tingkat kekerabatan bahasa dan untuk
membuat rekontruksi suatu bahasa .
Pemanfaatan
statistika dalam penelitian bahasa yaitu dengan menghitung presentase
kekerabatan, masa pindah dan menghitung jangka kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Djunaidi, G.,M dan
Almanshur, Fauzan. 2012. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Gis, F.,Septin. 2013. Kemanfaatan Dan Pemanfaatan Statistika Dalam
Penelitian Kebahasaan.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiUz5rJ9L3LAhXFCo4KHWAtAU8QFggbMAA&url=http%3A%2F%2Fyk-edu.org%2Fe-refleksi%2Fsharefile%2Ffiles%2F24012013162627_TUGAS_AKHIR_STATISTIKA___SEPTIN_GIS_FERDIANA.docx&usg=AFQjCNEyYHS7-JBPOPlWW9vl41duvLKFDA&sig2=WCWlI1nVF-qcrg-1YDUdCA&bvm=bv.116573086,d.c2E Diunduh pada tanggal
13/03/2016
Yuliratutiyana.
2007. Tesis Kekerabatan Bahasa Makassar
Dan Bahasa Selayar Di Sulawesi Selatan (Sebuah Pendekatan Leksikostatistik).
Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar