Senin, 21 Maret 2016

teknik analisis data (metode penelitian)



Mata Kuliah          :Metode Lapangan
Dosen Pengasuh    : Dr. Ikhwan M. Said, M.Hum.



Teknik Analisis Data dan Statistik dalam Linguistik








Kelompok IV:

Amanda Pratiwi Ismail
Yuliana
A.Sandra Rahmi





Prodi Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya
Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Makassar
2016
BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitan itu juga merupakan penelitian yang didasarkan atas ciri-ciri keilmuan, baik secara rasional, empiris, dan sistematis. Rasional artinya kegiatan peneliti itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Dalam suatu penelitian terdapat beberapa proses atau tahap-tahap untuk memperoleh data yang valid dan kredible. Salah satu tahap tersebut adalah teknik analisis dimana analisis ini dilakukan setelah melakukan proses pengolahan data. Proses pengolahan data itu sendiri akan di paparkan dalam makalah ini kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Hasil analisis tersebut dapat ditafsirkan untuk menjawab suatu pemasalahan yang telah dirumuskan, berdasarkan teknik analisis yang telah ditentukan dan sesuai dengan pemasalahan yang akan dikaji. Analisis adalah proses menyusun data yang dapat ditafsikrkan. Di mana analisis data merupakan tahap suatu proyek penelitian yang mencoba menjawab pertanyaan, “apa yang telah kita temukan?” dan “apa yang diungkap oleh data?”. Kemudian dalam analisis data ini apa yang orang lakukan terhadap questioner, wawancara, dokumen, data eksperimen, catatan kancah (lapangan), atau data lain yang dikumpulkan selama berlangsungnya proyek penelitian. Analisis ini biasanya dikerjakan setelah selesai pengumpulan data, sebagai penulisan dan pelaporan hasil penelitian.
Teknik analisis data untuk penelitian terbagi menjadi dua macam metode, yaitu analsis data secara kuatitatif dan analisis data secara kualitatif. Kedua metode penelitian tersebut, baik kuatitatif dan kualitatif memiliki teknik analisis data yang berbeda. Penelitian kuatitatif adalah penelitian yang dikemukakan dengan hipotesis yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya berdasarkan data empiris, sedangkan penelitian kuliatatif adalah penelitian yang bersifat naturalistic yang dikumpulkan dari empiris, kemudian dari data tersebut ditentukan pola atau tema (adanya penemuan atau discovery) dan dikembangkan menjadi suatu teori. Pada penelitian kualitatif bersifat “induktif” (dari khusus ke umum) dan kuatitatif bersifat “deduktif" (dari yang umum ke khusus).
Selain membahas tentang analisis data, penulis juga akan sedikit membahas tentang manfaat statistika hubungannya dengan bidang kebahasaan (linguistik), khususnya dalam hal penelitian kebahasaan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita gunakan ilmu statistika dalam mengatur berapa jumlah pengeluaran yang disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh, lalu memilih barang yang mana yang akan dibeli yang pada akhirnya membutuhkan keputusan terbaik yang akan di ambil.
Pada dasarnya statistika sendiri merupakan cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori dan metode mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung, menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara sistematis. Didalam statistika terdiri dari sekumpulan prosedur  mengenai bagaimana cara mengumpulkan data, meringkas data, mengolah data, menyajikan data, menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan data dan hasil analisisnya. Dari hal tersebut memperjelas bahwa data dalam statistika biasanya berupa angka. Lalu bagaimana dengan data-data dalam penelitian bahasa seperti fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, hingga wacana. Untuk itu, kami akan sedikit mengulas tentang peran dan manfaat statistic dalam linguistic dalam makalah ini.
B.  Rumusan Masalah
Berikut beberapa rumusan masalah dalam makalah ini.
1.      Bagaimana proses pengolahan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif?
2.      Apa itu analisis data dan apa tujuannya?
3.      Teknik analisis apa saja yang terdapat dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif?
4.      Bagaimana peran dan manfaat statistic dalam linguistic (studi kebahasaan)?
C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui proses pengolahan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif
2.      Untuk mengetahui teknik-teknik analisis dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif
3.      Untuk mengetahui peran statistic dalam linguistic
D.  Manfaat
1.      Dapat memperluas wawasan pembaca maupun penulis mengenai teknik analisis data dalam penelitian.
2.      Dapat menyampaikan informasi dengan jelas dan akurat kepada pembaca


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Proses Mengolah Data Kuantitatif
Sebelum data mentah siap dianalisis, terutama analisis statistik, maka data mentah tersebut  perlu diolah dahulu untuk menjamin keakuratan datanya, yaitu dengan beberapa langkah pokok  sbb.
1.    Ceking data
Pada langkah ini, peneliti masih berada di lapangan penelitian. Dia harus memeriksa pengisian instrumen pengumpul data. Dicek apakah pengisiannya telah lengkap sesuai dengan petunjuk pengisisan instrumen. Bila ada yang kurang harus dilengkapi, sehingga seluruh item instrumen telah diisi dengan betul.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ceking data ini antara lain meliputi:
a.       Meneliti lagi lengkap tidaknya identitas responden penelitian yang diperlukan dalam analisis data.  Misalnya  no urut, jenis kelamin, kelas, asal daerah, pekerjaan dsb.
b.      Meneliti lengkap tidaknya data yaitu apakah seluruh item instrumen pengumpulan data sudah secara lengkap diisi, jumlah lembarannya tidak ada yang lepas atau sobek dan seterusnya.
c.       Meneliti apakah cara mengisi jawaban pada masing-masing item sudah betul, misalnya pertanyaan bersambung yang jawab pertanyaan ya dan tidak. Maka  bagi yang menjawab tidak, ia tidak perlu mengisi jawaban dari pertanyaan berikutnya : kalau ya. Demikian juga kalau  ada responden yang menjawab “tidak tahu” padahal jawaban itu penting sekali, maka perlu dilacak kembali jawaban yang  sebenarnya.
Sebagai tindak lanjut dari hasil ceking data ini, maka peneliti harus  membetulkan kesalahan dengan mengunjungi kembali responden di lapangan, atau mengedrop item yang tak dapat dibetulkan,  karena responden telah pergi jauh atau sulit ditemui.
2.    Editing data
Data yang telah dicek lengkap tidaknya, perlu diedit yaitu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, bila  ada jawaban item yang  kurang jelas atau meragukan.
Kegiatan yang dilakukan dalam editing data ini antara lain ;
a.       Pernyataan, jawaban, catatan yang tidak jelas, diperjelas dan disempurnakan.
b.      Coretan-coretan, kata-kata sandi atau singkatan diperjelas untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap data.
c.       Mengubah kependekan dari jawaban menjadi kata-kata atau kalimat yang lebih bermakna dengan persetujuan responden.
d.      Melihat konsistensi dari jawaban dengan rencana penelitian.
e.       Menyeragamkan jawaban responden pada kategori tertentu,
Kegiatan editing ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual (intelectual honesty) dari peneliti, yakni peneliti tidak boleh mengganti jawaban, angka, atau apapun dengan maksud agar data tersebut sesuai dan konsisten dengan rencana risetnya.
Sebelum melangkah ke coding data, maka instrumen yang telah dicek dan diedit ini, diuji lebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Item-item yang tidak valid dan tidak reliabel dibetulkan atau dibuang.  Item-item yang sudah valid dan reliabel inilah yang kemudian dikerjakan lebih lanjut ke langkah berikut.
3.    Coding data.
Coding yaitu mengubah data menjadi kode-kode yang dapat dimanipulasi dengan prosedur analisis statistik tertentu. Oleh karena itu, pemberian kode pada jawaban-jawaban sangat penting untuk memudahkan  proses analisis data.
Kode apa yang akan digunakan, tergantung kepada kesukaan peneliti, bisa kode angka atau huruf. Pada umumnya, orang lebih menyukai kode angka. Hasil koding data ini dimasukkan kedalam coding book, sedangkan untuk rekapitulasi kode disiapkan coding sheet. Dalam coding sheet inilah semua kode direkam.
4.    Tabulating data.
Tabulating data ialah menyusun data dalam tabel-tabel yang mudah dibaca dan tabel tersebut disiapkan untuk dianalisis. Bentuk tabel tergantung pada teknik analisis statistik yang digunakan. Tabel untuk analisis mode (%) berbeda dengan tabel untuk analisis Chi Quadrat, tabel kontingensi berbeda dengan tabel silang, tabel distribusi tunggal berbeda dengan tabel distribusi ganda atau bergolong dan seterusnya.
Data yang telah diolah pada tahap ini, telah siap untuk danalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik tertentu, sesuai dengan jenis skala pengukuran data tersebut diatas.
B.  Pengertian Analisis Data dan Tujuannya
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Tujuan analisis data adalah sebagai berikut:
         Menjelaskan sebab akibat dari sebuah  fenomena
         Menghubungkan penelitian dengan  dunia nyata
         Memprediksi fenomena nyata  berdasarkan penelitian
         Menemukan jawaban terhadap  permasalahan
         Membuat kesimpulan berdasarkan  masalah
         Mempelajari masalah
Analisis data pada penelitian kuantitatif dan kualitatif sangat berbeda. Pada penelitian kuantitatif, analisis data biasanya dilakukan dengan menggunakan statistic, sedangkan pada penelitian kualitatif, analisis data itu dilakukan melalui pengaturan data secara logis dan sistematis. Analisis data dilakukan berbeda ketika analisis data pada penelitian kuantitatif biasanya dilakukan apabila seluruh data sudah terkumpul, sementara analisis data penelitia kualitatif dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi penelitian hingga pada akhir penelitian pengumpulan data. Analisis data pada penelitian kuantitatif dapat dilakukan siapa pun asalkan ia menguasai statistic walaupun tidak pernah ikut dalam proses penelitin. Sedangkan pada penelitian kualitatif yang melakukan analisis data adalah peneliti yang sejak awal terjun ke lokasi penelitian yang berinteraksi dengan latar dan subjek penelitian dalam rangka pengumpulan data.
C.  Teknik Analisis Menurut Datanya
1.    Metode Analisis Kuantitatif
Data berupa angka atau bisa  diangkakan. Ada 2 analisis dalam metode kuantitatif yaitu analisis statistic deskriptif dan analisis statistic inferensial.

Statistic-inferensial
·      Statistik deskriptif digunakan untuk membantu memaparkan (menggambarkan) keadaan yang sebenarnya (fakta) dari satu sampel penelitian -> penelitian deskriptif
·      Penelitian deskriptif tidak untuk menguji suatu hipotesis.

·      Digunakan untuk mengolah data kuantitatif dengan tujuan untuk menguji kebenaran suatu teori baru yang diajukan peneliti yang dikenal dengan hipotesis -> penelitian inferensial
·      Dalam penelitian inferensial, teknik analisis statistik yang digunakan merujuk kepada suatu pengujian hipotesis 
Dalam makalah ini, kami tidak membahas banyak tentang penelitian kuantitatif yang pada umumnya dilakukan oleh peneliti-peneliti pada bidang ilmu eksakta. Namun, kami tetap akan membahas tentang statistic yang berhubungan dengan linguistic dimana pada umumnya linguistic menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian dalam bidang linguistic dapat menggunakan 2 metode penelitian sekaligus yakni kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dapat dilihat pada penelitian Linguistik Historis Komparatif. Berikut beberapa contoh yang dapat menggunakan analisis kuantitatif.
Misalnya:
a.    Pengaruh kelengkapan sarana belajar di rumah terhadap prestasi siswa
b.    Perbedaan prestasi belajar  mahasiswa pria dan wanita
c.    Persepsi guru terhadap program  sertifikasi
2.    Metode Analisis Kualitatif
Data berupa kategori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak awal terjun ke lokasi penelitian, yakni sejak peneliti mulai melakukan pertanyaan-pertanyaan dan catatan-catatan lapangan. Analisis data untuk penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-memilahnya menjadi satuan unit yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa-apa yang penting dan apa-apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.
Misalnya:
a.    Analisis tentang perilaku anak jalanan  dalam mempertahankan hidup
b.    Pola kehidupan masyarakat  pedalaman
c.    Sikap hidup masyarakat petani di  Indonesia
Ada beberapa teknik analisis data penelitian kualitatif model Spradley, diantaranya ada 5 sebagai berikut.
a.    Analisis Domain
b.    Hubungan Semantik
c.    Analisis Taksonomi
d.   Analisis Komponen
e.    Analisis Tema
Sedangkan teknik analisis data penelitian kualitatif model Miles dan Huberman, diantaranya ada 3 sebagai berikut.
a.    Proses Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian. Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama kegiatan penelitian yang berorientasi kualitatif berlangsung. Selama pengumpulan data berjalan, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo). Reduksi data ini bahkan berjalan hingga setelah penelitian di lokasi penelitian berakhir dan laporan akhir penelitian lengkap tersusun. Selain itu, reduksi data adalah proses berpikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Ada 3 proses reduksi data yaitu memilih yang penting, membuat kategori, membuang yang tidak dipakai.
b.    Proses Penyajian Data
Penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang didapat peneliti dari penyajian tersebut. Adapun penyajian yang baik merupakan suatu cara yang pokok bagi analisis kualitatif yang valid.
c.    Proses Menarik Kesimpulan
Proses yang ketiga ini peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab-akibat, dan proposisi.
D.  Peran dan Manfaat Statistik dalam Linguistik
Adanya perkembangan di berbagai bidang ilmu membuat penggunaan ilmu statistika semakin menjalar luas. Kebutuhan akan kemampuan melakukan dan menerapkan analisis secara statistik sudah menyentuh berbagai bidang. Misalnya saja bidang industri, ekonomi dan bisnis, pendidikan, bahkan pemerintahan. Dari berbagai bidang tersebut tidak hanya menggunakan ilmu statistik pada tahapan teorinya saja tetapi sampai pada tahap aplikasinya.
Dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan bahasa, statistika dapat menjadi pengembang ilmu dan pemecah masalah. Ilmu ini mampu memberikan makna terhadap informasi dan data melalui penerapan metode-metodenya. Permasalahan yang timbul seputar dunia kebahasaan juga memerlukan suatu metode dalam mengeksplorasikan informasi yang diperoleh dari data pengamatan atau yang dikumpulkan.
Misalnya saja dalam linguistik historis komparatif (LHK) atau lebih sering disebut linguistik bandingan historis (LHB). Ilmu bahasa ini mununjukkan adanya hubungan antara statistika dan penelitian bahasa. Linguistik historis komparatif merupakan gabungan dari linguistik bandingan (komparatif) dan linguistik historis. Dua bidang ini mempunyai hubungan karena gerak operasional atau cara kerjanya sejalan. Cabang ilmu bahasa ini mempersoalkan bahasa dalam dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu tersebut.
Dalam penelitian bahasa, linguistik historis komparatif menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan yang menggunakan cara kerja perhitungan statistik. Terdapat teknik dalam pendekatan ini yakni leksikostatistik dan glotokronologi. Leksikostatistik merupakan teknik dalam pengelompokkan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk berusaha menetapkan pengelompokkan itu berdasarkan presentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Leksikostatistik juga mampu menentukan peringkat kekerabatan antara dua bahasa atau lebih dengan membandingkan kosataka dan menentukan peringkat kemiripan yang ada. Glotokronologi merupakan teknik lingustik historis komparatif yang berusaha mengadakanpengelompokan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu (time dept) atau perhitungan usia bahasa-bahasa kerabat.
Langkah-langkah dalam teknik leksikostatistik ialah mengumpulkan kosakata dasar bahasa yang berkerabat, menetapkan pasangan yang berkerabat, menghitung usia atau waktu pisah kedua bahasa dan menghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinan waktu pisah yang lebih tepat.
Adapun langkah – langkah tersebut :
1.      Mengumpulkan kosakata dasar bahasa kerabat yang diteliti. Langkah ini merupakan langkah paling awal dalam membandingkan bahasa kerabat.
2.      Menentukan kata kerabat.
3.      Menghitung presentase kekerabatan dengan cara menetapkan dan menghitung pasangan kata-kata kerabat yang sama dan mirip.

x 100%
Ket:
c= persentase kekerabatan
x = pasangan kata kerabat
y= jumlah glos yang diperhitungkan
Selanjutnya dapat ditentukan status hubungan kekerabatan antar bahasa tersebut pada rentangan tabel sebagai berikut :
Klasifikasi presentase kekerabatan
Dialect of language                             81-100%
Language of familly                            36-81%
Families of stock                                 12-36%
Stock of microphilum                         04-12%
Microphyla of esophyulum                 01-4%
Mesophyla of acrophylum                  00-1%
4.      Kemudian menghitung masa pisah (time dept) bahasa kerabat menggunakan teknik glotokronologi. Dalam hubungan ini, kata-kata yang diperkirakan berkerabat harus dikonversikan ke dalam presentase. Rumus yang digunakan dalam menentukan waktu pisah :
            t =
Keterangan
t           = masa pisah
log       = logaritma dari
c          = presentasi kemiripan dan kesamaan
r           = presentase retensi
5.      Menghitung jangka kesalahan. Perlu diingat bahwa untuk menghindari kesalahan dalam statistik adalah memberi suatu pikiran, bukan dalam waktu tertentu, tetapi dalam suatu jangka waktu tertentu. Untuk menghitung jangka kesalahan diperhitungan dengan rumus berikut  :
Sd =
Keterangan
Sd        = kesalahan standar dalam presentase kata kerabat
c          = presentase kata kerabat
n          = jumlah kata yang diperbandingkan
Alat ukur leksikostatistik dipakai oleh para pakar linguistik untuk mengelompokkan  bahasa-bahasa  dengan  menggunakan  angka-angka  sebagai dasar pemilahannya. Secara singkat, dua ratus kata dikumpulkan dari masing- masing bahasa yang dibandingkan. Kognat atau kata yang mirip  bentuk  dan  artinya dihitung. Kedua ratus kata yang dipilih haruslah merupakan kata-kata yang artinya terdapat pada semua bahasa seperti ‘kepala;, ‘air’, ‘batu’, dan sebagainya, asumsi dasar leksikostatistik adalah bahwa semakin tinggi persentase  kata-kata yang sama, makin erat hubungan kekerabatan antara dua bahasa yang  bersangkutan. Alat ukur ini menurut Nothofer (1990) memiliki kelebihan sebagai berikut :
1.         sebagai alat daftar kosakata dasar yang dengan cepat dapat menentukan bahasa sekerabat,
2.         sebagai   alat      pengelompok   dialek  atau     bahasa sekerabat         dengan menggunakan bentuk bahasa proto,
3.         sebagai alat yang dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi  bahasa pada  tahap awal.
Selain memiliki kelebihan di atas, pendekatan leksikostatistik juga mempunyai tiga asumsi. Ketiga asumsi tersebut yaitu, (1) kosakata dasar diganti dengan kecepatan yang sama dalam semua bahasa pada semua waktu. Pada waktu 1000 tahun sekitar 20% kosakata dasar diganti untuk semua bahasa, (2) semua    kata yang terdapat pada daftar kosakata dasar memiliki kemungkinan kata itu diganti sama, (3) ada kosakata dasar yang dianggap berlaku untuk semua  bahasa    di dunia. ( Nothofer,  1990).
Asumsi pertama diatas telah dibuktikan tidak benar. Hal ini dapat dilihat pada naskah-naskah kuno yang telah berumur 1000 tahun. Tidak  terbukti  bahwa setiap 1000 tahunn rata -rata 20% kosakata dasar yang terganti. Kemudian, asumsi kedua juga tidak benar karena tampaknnya tidak semua  kosakata  dasar  diganti sama. Asumsi ketiga yang menganggap bahwa kosakata dasar  berlaku  untuk  semua bahasa didunia juga kurang tepat  karena  ternyata  peneliti  dapat  menentukan sendiri dafta r kosakata  dasar.
Cara kerja leksikostatistik mengikuti prinsip-prinsip yang  dikemukakan oleh Ibrahim (1985) dan Keraf (1985) yaitu (1) mengumpulkan sejumlah kata dari kosakata dasar, dan (2) menetapkan pasangan kosakata dasar yang  sekerabat.  Upaya untuk menetapkan kosakata dasar yang sekerabat dari bahasa-bahasa yang sedang  dikaji,  dapat  mengikuti  langkah-langkah  yang  dikemukakan  oleh   Keraf (1985), yaitu (1) mencari kosakata yang tidak berasal dari kata pinjaman, (2) mengambil morfem tunggal saja dengan  mengisolasikan  semua  morfem terikat bila ada, (3) membandingkan semua pasangan kosakata untuk menentukan apakah pasangan kosakata terebut sekerabat atau tidak dengan  melalui  tahap-tahap  berikut: (1) pasangan kosakata itu sama/identik; (2) pasangan kosakata itu mirip secara fonetis dalam titik artikulasi yang sama; (3) adanya korespondensi bunyi pada kosakata yang dibandingkan; (4) satu morfem hanya terdapat satu perbedaan fonem; (5) persentase kosakata yang sekerabat dengan memakai alat ukur leksikostatistik.

BAB III
KESIMPULAN
Sebelum melakukan analisis data ada beberapa hal yang dilakukan yaitu checking, editing, coding dan tabulating data. Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif sangatlah berbeda. Statistik dalam bidang linguistic saat ini juga di manfaatkan oleh para peneliti bahasa khususnya dalam penelitian Linguistik Historis Komparatif.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bidang ilmu statistika dan ilmu kebahasaan merupakan bidang ilmu yang saling bertolak belakang. Ilmu statistika adalah cabang ilmu matematika yang berorientasi pada angka, sedangkan ilmu kebahasaan mempelajari tentang fonem, morfem, kata, frasa, klausa dan wacana. Meskipun demikian, kedua bidang tersebut tetap memiliki hubungan satu sama lain. Hal tersebut dapat dilihat pada cabang ilmu linguistik yakni Linguistik Historis Komparatif yang menggunakan statistika sebagai alat analisis.
Kemanfaatan statistika dalam penelitian kebahasaan yaitu mempermudah dalam analisis bahasa. Seperti untuk melihat kekerabatan bahasa, tingkat kekerabatan bahasa dan untuk membuat rekontruksi suatu bahasa .
Pemanfaatan statistika dalam penelitian bahasa yaitu dengan menghitung presentase kekerabatan, masa pindah dan menghitung jangka kesalahan.


DAFTAR PUSTAKA

Djunaidi, G.,M dan Almanshur, Fauzan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Yuliratutiyana. 2007. Tesis Kekerabatan Bahasa Makassar Dan Bahasa Selayar Di Sulawesi Selatan (Sebuah Pendekatan Leksikostatistik). Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar




Tidak ada komentar:

Posting Komentar