Selasa, 22 Maret 2016

Analisis phoneme bahasa bugis minimal pairs



Analisis Phonem Bahasa Bugis
dengan  Menggunakan Pasangan Minimal (Minimal Pair)







Oleh:
Yuliana                         (P0500215006)
A.Sandra Rahmi         (P0500215007)



Program Studi Linguistik
PascaSarjana Universitas Hasanuddin
Makassar 2015

Phonology merupakan salah satu cabang linguistic  yang mempelajari tentang bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh penutur saat mengucapkan suatu tuturan baik yang berupa kata maupun kalimat. Ilmuwan yang berasal dari Eropa Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa bunyi bahasa bersifat dua, yaitu ujar (parole) dan sistem (langue). Untuk membedakannya, digunakan istilah fon untuk bunyi ujar, sedangkan untuk sifat bunyi bahasa yang kedua, digunakan istilah fonem.
            Namun, Gleason mendefinisikan fonem sebagai “A class of sound which (1) are phonetically similar and (2) show certain characteristic patterns of distribution in the language or dialect under consideration”. Karena itu fonem merupakan ciri dari bahasanya sendiri yang tidak mungkin digunakan dalam bahasa lain. Dalam Principles of Phonology, Trubetzkoy mengutip beberapa definisi fonem, antara lain dari Daniel Jones, yang mendefinisikan fonem sebagai sekelopok bunyi bahasa yang terhubung secara akustis atau artikulatoris dan tak pernah muncul dalam lingkungan fonis yang sama. A.W de Groot mendefinisikan fonem sebagai bagian terkecil dari ujaran yang mempunyai fungsi untuk mengidentifikasi dan mengenali. Pada awalnya, Trubetskoy sendiri mendefinisikan fonem sebagai citra bunyi (sound image) yang terkecil yang mampu menghubungkan citra makna dan membedakan kata. Namun kemudian ia menyatakan bahwa kita dapat memilih definisi fonem dari linguist yang ada asalkan definisi itu didasarkan pada fungsi fonem dalam sistem bahasa. Hal ini didasarkan pada konsep yang diberikan oleh Jakobson. Definisi yang diberikannya telah bersih dari elemen psikologi karena linguistik bukanlah konsep psikologis. Menurut Jakobson; lewat fonem dapat dipahami bahwa properti fonis yang dapat dianalisis lewat ujaran sebagai elemen terkecil yang membedakan unit makna.
            Adapun definisi fonem yang diberikan laver (1994: 41-2) terdiri atas dua bagian. Dalam bagian pertama definisi fonem terfokus pada konstrastif antara satu fonem dengan yang lain sedangkan yang kedua terfokus pada distribusi kontekstual anggota-anggota/variasi suatu fonem. Definisi pertamanya adalah:
two speech sounds are said to be manifestations of different phoneme in a given accent of a language when they act as the basis of contrastive opposition that distinguishes a pair of words of identical phonological structure, differing in systemic choice made at a single place in that structure.

Adapun definisi bagian keduanya adalah;
           
Speech sounds regularly occurring in a number of different structures and context may be classified as members of a given phoneme if their occurrences are in complementary distribution and if they display sufficient phonetic similarity to make it plausible to class them together as members of common set.
           
            Jadi secara umum terlihat bahwa definisi fonem dihubungkan dengan fungsinya, yaitu: membedakan makna. Dalam hal ini fungsi fonem terkait dengan makna leksikal suatu kata, apakah fonem tersebut menimbulkan makna yang berbeda atau tidak. Biasanya hal ini dapat dilihat dalam pasangan minimal (minimal pairs). Misalnya /lugu/ dan /laga/. Fonem u dan a dalam konstruksi tersebut menghasilkan makna yang berbeda, karena itu dikatakan bahwa fonem berfungsi sebagai pembeda.
            Sebagai landasan untuk menganalisa Bahasa Bugis dalam tulisan ini, akan digunakan kriteria penentuan fonem dari Gleason (1961) dan Samsuri (1982). Dalam mendefinisikan fonem, Gleason juga menyebutkan kriteria penentuan fonem, yaitu;
  1. Bunyi tersebut serupa secara fonetis
  2. Menunjukkan pola karakteristik tertentu dalam pendistribusiannya pada suatu bahasa. Dalam pendistribusiannya dapat dilihat apakah fonem-fonem tersebut merupakan variasi bebas (free variation) atau distribusi komplementer (complementary distribution).
Yang dimaksud dengan variasi bebas adalah jika fonem-fonem tersebut muncul pada tempat yang sama di dalam kata. Fonem- fonem tersebut dikatakan merupakan fonem yang sama jika makna kata tidak berubah. Contohnya [ph] dan [p] dalam kata [spin];spin,. [phin]; pin.  Adapun distribusi komplementer adalah fonem-fonem yang saling melengkapi dalam hal kemunculannya di dalam kata. Kemunculan ini tidak dapat dipertukarkan. Misalnya bunyi ‘clear l’ [l] pada kata lamp dengan ‘bunyi dark l’ [l] dalam kata kill. (Crystal:161)
      Sub-kelas suatu bunyi bahasa yang kemunculannya saling melengkapi sehingga fonem-fonem tersebut merupakan fonem yang sama disebut alofon suatu fonem. Jadi suatu fonem dapat merupakan sekelompok alofon. Jadi, variasi fonem-fonem yang berada dalam variasi bebas merupakan alofon (Gleason:164)
Berikut analisis bunyi konsonan dalam bahasa Bugis dengan menggunakan pasangan minimal (minimal pair).
tanre x manre                    : /t/ dan /m/ (phoneme)
tʃekkε x dekkε                  : /tʃ/ dan /d/ (phoneme)
bujuŋ x jujuŋ                     : /b/ dan /j/ (phoneme)
tʃemmε x kemmε               : /tʃ/ dan /k/ (phoneme)
manuɁ x matuɁ                 : /n/ dan /t/ (phoneme) /Ɂ/
kεnro x tεnro                     : /k/ dan /t/ (phoneme)
lokka x jokka                     : /l/ dan /j/ (alofon)
maŋŋoroɁ x maŋŋoto        : /r/ dan /t/ (phoneme)
pattole x mattole               : /p/ dan /m/ (phoneme)
suliɁ x guliɁ                      : /s/ dan /g/ (phoneme)
mawenni x mabenni          : /w/ dan /b/ (phoneme)
maññawa x mallawaɁ       : /ñ/ dan /l/ (phoneme)

Dari data di atas dapat ditetapkan system konsonan Bahasa Bugis pada tabel berikut.


Bilabial
Alveolar
Palatal
Velar
Glottal
Nasal
            m
            n
            ñ
            ŋ
            ʔ
Stop
p          b
t           d

k          g

Fricative

s
          j


Central

            r

            w

Lateral

            l




Analisis bunyi vocal dalam Bahasa Bugis sebagai berikut dengan menggunakan stressed syllable dan minimal pair.
La¯/o x la¯/i                        : /o/ dan /i/                                        I                                                                               u
pa¯/u x pa¯/o                    :/u/ dan /o/                                                        ε                  Ə                 o
ma/ε¯/lo x ma/ε¯/lε       : /o/ dan /ε/                                                                       a                                              a
ma/bε¯/la x ma/bε¯/li   : /a/ dan /i/
lε¯/kkε/ x lƏ/kkε       : /ε/ dan /Ə


Tidak ada komentar:

Posting Komentar